Indonesia negara yang kaya akan suku, bahasa, sumberdaya manusia dan kaya akan sumber daya alamnya tapi mengapa rakyat masih banyak yang sengsara, sudah lama negera kita merdeka tapi mengapa sumberdayanya masih di jajah, siyapa yang punya siyapa yang kaya, di mana sumber dayanya dan malah di mana yang sejahtera, sudah saatnya indonesia harus mengelola sumberdayanya sendiri dan mandiri untuk kesejah teraan rakyat dan bangsanya, seperti yang di perintahkan UUD 1945 PASA 33.(./fernando abdillah,ketua ek.lmnd bogor,putra pasarean pamijahan.)
Tahukah anda bahwa tambang emas terbesar di dunia itu adalah di
Grasberg Papua - Indonesia dengan produksi 40.9 ton per tahun ? Jika 1
gram emas = 300 ribu. 1 kilogram = 300 juta. 1 ton = 300 M. 40.9 ton =
12.3 Trliun/ tahun. Itulah produksi "sampingan" PT. Freeport.
Kenapa disebut produksi sampingan PT. Freeport, karena PT. FI produksi
utamanya adalah tembaga yang besarnya 18 juta ton. Perak 3400 ton.
Kandungan emas terbukti di tambang Grasberg Papua saja (belum termasuk
area tambang freeport di area lain di papua) = 1600 Ton. Dengan harga
300 ribu/ gram (harga pasar sudah di atas 400 ribu/gram) didapatkan
total = 480 triliun. 50% saja kembali ke Papua, sudah kaya raya.
Jika 480 triliun itu dibagi ke 2.8 juta penduduk Papua. Rata-rata per
orang punya kekayaaan = Rp. 171 juta per orang, termasuk bayi yang baru
lahir. Itu baru dari emas di 1 (baca : satu) gunung emas di papua dari
belasan gunung emas yang dimiliki. Dan hanya baru dari emas saja. Belum
lainnya.
Dari hasil tembaga di Grasberg saja ( tidak termasuk
lainnya) Freeport menghasilkan USD. 178 milyar atau Rp. 1.600 triliun.
Jika 1.600 triliun tersebut dibagi rata ke 2.8 juta penduduk papua,
masing-masing per orang akan menerima = Rp. 5.715 juta. Hampir 6
milyar/orang. Ditambah produksi perak yang terdapat di area tambang
garsberg saja. Total pendapatan freeport adalah USD 298 Milyar atau Rp.
2.682 triliun.
Jika Rp. 2.682 triliun hasil kekayaan emas,
tembaga dan perak yang di grasberg papua itu saja dibagi 2.8 juta
penduduk = Rp. 9.8 milyar !! Penduduk papua punya pendapatan perkapita
Rp. 9.8 M selama 47 tahun atau rata2 ICP = Rp. 208 juta per tahun. Hanya
dari Grasberg !!
Tapi tahukah anda berapa royalti yang dibayar
Freeport dan seluruh usaha tambang mineral di Indonesia? Hanya Rp. 12
Triliun / tahun. Contoh : tahun 2007, pendapatan yang dilaporkan
Freeport USD 5.13 Milyar. Pajak yang dibayar hanya USD. 1.3 milyar dan
royalti USD 133 juta. Berapa keuntungan PT. Freeport tahun 2007 itu
setelah dipotong pajak dan royalti ? USD 3.234 juta atau Rp. 29 triliun
!!!!
Adalah negara di dunia ini yang "sebodoh" Pemerintah
Indonesia? Dimana-mana hasil tambang itu lebih 50% nya dinikmati negara,
bukan kontraktor ! Bagaimana bisa diterima akal sehat, pada tahun 2007
negara terima pendapatan total hanya 13 Triliun sedangkan PT Freeport
untung bersih 29 Triliun? Total pendapatan PT. Freeport 2004-08 = USD
17.893 milyar atau Rp. 161 triliun. Total utk RI = USD 4.481 milyar atau
Rp. 40 Triliun.
Hebatkan? Freeport untung bersih Rp. 121 triliun
kurun waktu 2004-08, penerimaan negara hanya 40 triliun dari laba kotor
Rp. 161 Triliun. Sebegai bentuk sedekah, PT. freeport keluarkan 1%
untuk rakyat Papua. Selama kurun waktu 2004-8 rakyat Papua mendapat 1%
atau Rp. 1.61 Triliun.
Apakah negara kita pernah audit berapa
sebenarnya kandungan emas, tembaga, perak dan lain-lain yang ada
dikonsesi tambang Freeport? Tidak pernah. Padahal luas tambang Grassberg
itu hanya seperlima dari luas tambang Freeport yang 2.6 juta ha atau 6%
dari luas papua.
Jika kita punya presiden yang mau
nasionalisasi tambang Freeport kayak venezuela atau bolivia, Indonesia
tidak perlu mengemis-mengemis cari utang ke Bank Dunia. Saya kaget
ketika wamen ESDM bilang pajak batubara kita hanya 25% dan royalti max
6%. Total 31%. Negara rugi, kontraktor kaya raya.
Bagaimana bisa, batubara yang lebih gampang exploitasinya dikenakan
royalti dan pajak bagian negara yang lebih rendah dibandingkan migas?
Edan ! Harusnya batubara dan tambang mineral lainnya juga diperlakukan
seperti migas. 70-80% bagian untuk negara, 20-30% untuk kontraktor.
Semua elemen bangsa, utamanya DPR harus berani desak pemerintah
realisasikan Pasal 33 UUD kita. Sudah saatnya kita berhenti jadi bangsa
pengemis. Tahukah anda sebagian besar galian tambang di Freeport itu
tidak diolah di Papua tapi tanahnya langsung dikapalkan dan dikirim ke
luar negeri? Dulu Bakrie dapat 10% saham divestasi Papua tapi setahun
kemudian dijual lagi dengan harga berlipat-lipat.
(Nasionalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia Demi Kesejahteraan Bangsa)
Saturday, April 8, 2017
Home
Unlabelled
EK.LMND BOGOR Nasionalisasikan Sumber Daya Alam Indonesia Demi Kesejahteraan Bangsa
No comments:
Post a Comment